Habitat bakteri merupakan daerah tempat tinggal dan hidup bakteri. Bakteri merupakan mikroorganisme ubikuotus, yang berarti melimpah dan banyak ditemukan di hampir semua tempat. Habitatnya sangat beragam; lingkungan perairan, tanah, udara, permukaan daun, dan bahkan dapat ditemukan di dalam organisme hidup. Diperkirakan total jumlah sel mikroorganisme yang mendiami muka bumi ini adalah 5x1030.
Bakteri merupakan kelompok organisme yang sangat beragam, baik dari segi metabolisme maupun morfologi tubuh. Beberapa kelompok mikroorganisme ini mampu hidup di lingkungan yang tidak memungkinkan organisme lain untuk hidup. Kondisi lingkungan yang ekstrim ini menuntut adanya toleransi, mekanisme metabolisme, dan daya tahan sel yang unik. Selain bakteri, mikroorganisme yang termasuk dalam domain Archaea juga cenderung memiliki ketahanan sel terhadap lingkungan ekstrim. Kemampuan mikroorganisme untuk hidup pada kondisi ekstrim dapat membawa nilai dan aplikasi di berbagai bidang industri, seperti pangan, agrikultur, farmasi dan pengobatan, serta bioteknologi.
Aktivitas suatu mikroorganisme sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungannya. Perubahan lingkungan dapat mengakibatkan perubahan sifat morfologi dan fisiologi mikroorganisme. Beberapa kelompok mikroba sangat resisten terhadap perubahan faktor lingkungan. Mikroba tersebut dapat dengan cepat menyesuaikan diri dengan kondisi baru tersebut. Faktor lingkungan meliputi faktor-faktor abiotik (fisika dan kimia), dan faktor biotik. Faktor biotik dan faktor abiotik mempengaruhi miroba sehingga pada suatu lingkungan ditemui jenis mikroba yang beraneka ragam. Dari sekian banyak keragaman mikroba. Beberapa mikroba sangat dipengaruhi oleh suhu sperti bakteri mesofil dan psikrofil. Makalah ini akan membahas lebih lanjut tentang deversitas kehidupan miroorganisme khususnya bakteri mesofil dan psikofil
B. Rumusan Masalah
Untuk mengetahui lebih spesifik masalah yang akan dibahas. Maka penulis merangkum beberapa rumusan masalah yaitu:
1. Apa dan bagaimana kehidupan bakteri mesofil?
2. Apa dan bagaimana kehidupan bakteri psikrofil?
C. Tujuan
Adapun tujuan makalah didasarkan pada tujuan silabus dan rencana perangkat pembelajaran dengan katagori C1 yaitu:
1. Untuk mengetahui/ memberi gambaran tentang bakeri mesofil dan psikrofil
2. Untuk mengetahui hubungan antara bakeri mesofilik dan psikrofil
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bakteri
Bakteri merupakan organisme uniseluler bersel tunggal. Jumlah bakteri sangat banyak dibanding jumlah makhluk hidup lain. Bakteri menghuni berbagai habitat di permukaan bumi, mulai setetes air selokan, usus manusia, hingga tempat ekstrem seperti kawah gunung berapi. Salah satu jenis bakteri yang menyukai kondisi ekstrem adalah bakteri thermofil.
Pertumbuhan bakteri juga sangat dipengaruhi oleh suhu. Tiap jenis bakteri memiliki suhu pertumbuhan yang berbeda. Berdasarkan suhu pertumbuhannya, bakteri dibagi 4 yaitu : hypertermofil, termofil, mesofil dan psikofil.
B. BAKTERI MESOFIL
a. Definisi
Bakteri mesofil merupakan salah satu dari jenis bakteri yang dapat hidup pada suhu suhu optimum 30-37 °C. Suhu ini merupakan suhu normal gudang atau suhu kamar.
b. Habitat
Biasanya Bakteri ini mampu hidup dan tumbuh pada suhu 30-37C. bakteri ini dapat ditemukan di tempat-tempat bersuhu sedang, misalnya bakteri mesofil banyak terdapat pada tanah, air, dan tubuh vertebrata pada makanan meliputi terutama keju, yogurt, dan organisme mesofil sering disertakan dalam proses bir dan pembuatan anggur. Spesies bakteri mesofil yaitu :
a. Thiobacillus
b. Clostridium pasteurianum
c. Staphylococcusaureus
d. Bacillus Subtilis
e. Methylococcus capsulatus
c. Kondisi lingkungan bakteri mesofil:
Selain dari suhu pertumbuhan bakteri ini juga dipengaruhi oleh beberapa faktor :
a. Kelembaban, lingkungan lembab dan tingginya kadar air sangat menguntungkan untuk pertumbuhan bakteri, Jika keadaan lingkungan menjadi kering, kegiatan metabolismenya terhenti. Dalam keadaan ini bakteri akan membentuk spora yang dapat bertahan hidup dalam jangka waktu yang lama.
b. Sumber nutrisi, protein
c. Sinar Matahari, sinar ultraviolet yang terkandung dalam sinar matahari dapat mematikan bakteri.
d. Zat kimia, antibiotik, logam berat dan senyawa-senyawa kimia tertentu dapat menghambat bahkan mematikan bakteri.
e. Tekanan Osmosis: Sel bakteri mempunyai tekanan osmosis tertentu, sehingga menghendaki lingkungan yang tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis sel (isotonis). Jika sel bakteri berada pada lingkungan yang hipertonis (misalnya dalam larutan gula/garam yang pekat) pertumbuhannya akan terhambat karena dapat menyebabkan plasmolisis, yaitu terlepasnya membran sel dari dinding sel. Namun demikian beberapa jenis bakteri diketahui dapat menyesuaikan diri terhadap kadar garam atau kadar gula yang tinggi. Bakteri yang dapat hidup di lingkungan yang berkadar garam tinggi disebut bakteri halofil, misalnya Halobacterium.
f. Derajat Keasaman/pH: Setiap jenis bakteri menghendaki pH tertentu untuk dapat tumbuh optimum. Hal ini berkaitan dengan batas pH bagi kerja enzim. Derajat keasaman di luar batas nilai optimum menyebabkan kerusakan pada enzim, sehingga metabolisme sel terganggu. Beberapa jenis bakteri dapat hidup dengan baik pada pH tinggi (lingkungan bersifat basa) maupun pada pH rendah (lingkungan bersifat asam), namun kebanyakan bakteri memerlukan pH antara 6,5 – 7,5. Thiobacillus ferrooxidans dapat tumbuh dengan baik pada pH 1,3.
d. Hubungan bakteri mesofil dengan pengawetan pangan
Bakteri Mesofilikik Pembentuk Spora Pada Pengalengan Makanan. Spesies Clostridium yang memfermentasi gula, misalnya Clostridium pasteurianum dan Clostridium butyricum memproduksi asam butirat, CO2 dan H2 dan menyebabkan penggembungan kaleng. Bakteri ini dapat ditemukan pada makanan kaleng asam seperti tomat, nenas dan buah pir. Spesies yang lain, seperti C sporogenes, C putrefaciens dan C botulinum menyebabkan kebusukan sulfida dan penggembungan kaleng. Bakteri ini dapat membusukkan makanan kaleng asam rendah, seperti jagung, daging, daging unggas dan ikan. Resistensi spora Bacillus mesofil tidak sebesar spora termofilnya. B. subtilis, B mesenteriicus, B polymixa dan B macerans telah dilaporkan tumbuh pada makanan kaleng asam rendah. Keberadaan bakteri ini pada makanan kaleng menunjukkan kurangnya proses pemanasan atau telah terjadi kebocoran kaleng. Dibawah ini merupakan beberapa bakteri mesofil:
C. BAKTERI PSIKROFIl
1. Definisi
Bakteri ini hidup pada suhu rendah, yaitu antara 0-30 C. Bakteri ini banyak terdapat di dasar lautan, daerah kutub, juga bahan makanan yang didinginkan. Bakteri psikrofil ditandai dengan membran sel lipid kimia resisten terhadap kaku yang disebabkan oleh dingin yang ekstrim, dan sering membuat protein antifreezes untuk menjaga cairan ruang internal mereka dan melindungi DNA mereka bahkan dalam suhu di bawah titik beku air .
Pertumbuhan bakteri psikrofilik pada bahan makanan menyebabkan kualitas bahan makanan tersebut menurun/ menjadi busuk.
2. Habitat
a. Laut Artik dan benua Antartika
b. ½ luas permukaan bumi adalah laut yang suhu permukaannya 1°C - 4°C
c. Laut dalam 1°C - 4°C
Kemampuan bakteri psikrofilik untuk bertahan pada kondisi temperatur rendah cukup bertolak belakang dengan kelompok bakteri termofilik. Enzim yang disintesis memiliki struktur α-heliks yang lebih banyak bila dibandingkan dengan struktur β- sheet. Struktur α-heliks yang lebih fleksibel menyebabkan enzim tetap dapat bekerja walaupun pada suhu yang rendah. Di samping itu, enzim bakteri psikrofil harus lebih bersifat polar dan hanya mengandung sedikit asam amino yang bersifat hidrofobic. Selain enzim dan protein yang teradaptasi, membran sitoplasma kelompok bakteri ini juga telah mengalami penyesuaian dengan mengandung lebih banyak asam amino tidak jenuh.
3. Adaptasi terhadap suhu rendah
a. Memproduksi molekul osmotik :
1) Asam amino (Prolin)
2) Asam amino khusus (Glisin-betain)
3) Gula tertentu (Trehalosa, Manitol)
4) Gliserol
Perubahan pada urutan asam-amino protein (enzim), Memproduksi enzim khusus ,Adaptasi terhadap sinar berlebihan (pada tanaman) yang biasa menyertai kerusakan akibat suhu rendah .
4. Adaptasi enzim terhadap suhu rendah yaitu:
a. Memiliki suhu optimum yang lebih rendah dari pada enzim dari organisme mesofil
b. Lebih tidak tahan panas
c. Lebih efisien dalam mengkatalisis
5. Spesies
Contoh bakteri psikrofil adalah:
a. Bacillus cereus (Staphylococcus aureus)
Merupakan bakteri gram - positif , berbentuk batang , bakteri hemolitik beta endemik. Beberapa strain yang berbahaya bagi manusia dan menyebabkan penyakit bawaan makanan, sementara jenis lainnya dapat bermanfaat sebagai probiotik untuk hewan . Bakteri ini menyebakan pembusukan pada buah sayur dan umbian dan jenis bakteri yang menghasilkan racun . Racun ini dapat menyebabkan dua jenis penyakit : satu jenis yang ditandai dengan diare dan lainnya , yang disebut toksin muntah , mual dan muntah. Guna dalam pembuatan yogurt.
b. Pseudomonas
Bakteri gram negatifaerob obligat, berkapsul, mempunyai flagella polar sehingga bakteri ini bersifat motil, berukuran sekitar 0,5-1,0 µm. Bakteri ini tidak menghasilkan spora dan tidak dapat menfermentasikan karbohidrat. Pada uji biokimia, bakteri ini menghasilkan hasil negatif pada uji , Merah Metil, dan Voges-Proskauer. Bakteri ini secara luas dapat ditemukan di alam, contohnya di tanah, air, tanaman, dan hewan.P. aeruginosa adalah patogen oportunistik. Bakteri ini merupakan penyebab utama infeksi pneumonianosokomial. Pseudomonas cocovenenans, menghasilkan racun pada tempe bongkrek. Tempe bongkrek adalah tempe yang dibuat dari ampas kelapa, jika kurang bersih bisa dijangkiti bacteri Pseudomonas yang menghasilkan aflatoksin. Guna bakteri ini berperan dalam pembusukan sampah organic dan pembuatan vitamin B.
Bakteri gram negatifaerob obligat, berkapsul, mempunyai flagella polar sehingga bakteri ini bersifat motil, berukuran sekitar 0,5-1,0 µm. Bakteri ini tidak menghasilkan spora dan tidak dapat menfermentasikan karbohidrat. Pada uji biokimia, bakteri ini menghasilkan hasil negatif pada uji , Merah Metil, dan Voges-Proskauer. Bakteri ini secara luas dapat ditemukan di alam, contohnya di tanah, air, tanaman, dan hewan.P. aeruginosa adalah patogen oportunistik. Bakteri ini merupakan penyebab utama infeksi pneumonianosokomial. Pseudomonas cocovenenans, menghasilkan racun pada tempe bongkrek. Tempe bongkrek adalah tempe yang dibuat dari ampas kelapa, jika kurang bersih bisa dijangkiti bacteri Pseudomonas yang menghasilkan aflatoksin. Guna bakteri ini berperan dalam pembusukan sampah organic dan pembuatan vitamin B.
c. Flavobacterium
Bakteri ini berbentuk batang dan gram positif, mampu menghidrolisis arginin, dekarboksilase lysine, tidak mampu memanfaatkan citrate sebagai sumber karbon, deaminase triptophane, memiliki enzim gelatin, mengoksidasi glukosa, mengoksidasi manitol, mengoksidasi sorbitol, pada uji O/F tidak memproduksi enzimurase, tidak membentuk nitrit, dan tidak mengasamkan sukrosa. Koloni bakteri berbentuk bulat, licin, cembung dan pigmen kekuningan. Guna pembudidayaan rumput laut dan pembusukan sampah organik. Bakteri ini juga menyebabkan penyakit luka sirip dan insang pada ikan, pembusukan pada telir dan penyebab meningitis pada bayi.
d. Achromobacter,
Genus dari gram - negatif, aerobik ketat , tidak membentuk spora batang . Tanah dan air dianggap sebagai habitat alami. Bakteri Acetobacter xylinum berperan dalam pembuatan nata de’ coco. Bakteri ini menyebabkan pembusukan pada telur dan daging.
e. Alcaligenes
Merupakan bakteri gram - negatif , berbentuk batang , motil , non - nitrat mengurangi, oksidase positif , katalase positif , alpha hemolitik , dan sitrat obligat aerob positif yang umum ditemukan di lingkungan. Pertumbuhan yang optimal terjadi pada sekitar 37 ° C tanpa pigmentasi. Sementara infeksi oportunistik terjadi, bakteri umumnya dianggap non-patogen. Alcaligenes telah digunakan untuk produksi asam amino non - standar. Alcaligenes biasanya ditemukan di tanah , air , dan lingkungan dalam hubungannya dengan manusia. Ditemukan terutama di saluran usus, bahan membusuk, produk susu, air, dan tanah. Kontaminasi tersebut dapat menyebabkan terjadinya proses pembusukan pada temperatur dingin, dan juga menimbulkan penyakit pada manusia menyebabkan infeksi oportunistik dan penyebab gejala klinis penyakit paru. Guna menghambat pertumbuhan beberapa ganggang.
6. Hubungan Psikrofilik Dengan Pengawetan Pangan
Bakteri psikrofilik dapat mengganggu makanan yang di simpan terlalu lama di dalam lemari es. Golongan bakteri yang dapat hidup pada bata-batas suhu yang sempit, misalnya, Conococcus itu hanya dapat hidup subur antara 30 ° dan 40 ° C, jadi batas antara minimum dan maksimum tidak terlampau besar, maka bakteri semacam itu kita sebut stenotermik.
a. Bakteri Bacillus cereus menyebakan pembusukan pada buah sayur dan umbian dan jenis bakteri yang menghasilkan racun . Racun ini dapat menyebabkan penyakit.
b. Bakteri Bacillus cereus dalam pembuatan yogurt.
c. Pseudomonas cocovenenans, menghasilkan racun pada tempe bongkrek.
d. Flavobacterium guna pembudidayaan rumput laut.
e. Bakteri Acetobacter xylinum berperan dalam pembuatan nata de’ coco
f. Bakteri Acetobacter xylinum menyebabkan pembusukan pada telur dan daging.
g. Alcaligene kontaminasi tersebut dapat menyebabkan terjadinya proses pembusukan pada temperatur dingin, dan juga menimbulkan penyakit pada manusia menyebabkan infeksi oportunistik dan penyebab gejala klinis penyakit paru.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kesimpulan dari penjelasan makalah ini adalah bahwa bakteri dapat hidup dari berbagai macam suhu dan lingkungan dimana bakteri bakteri mesofil yang dapat hidup pada suhu 30-37 °C, dan bakteri psikrofil yang dapat hidup di kisaran suhu 0-30 C. sehingga, dapat dikatakan bakteri dapat merusak bahan pangan meskipun pada suhu ekstrim sekalipun.
Kondisi lingkungan bakteri mesofil dan psikrofil yang dibutuhkan untuk hidup yaitu:
a. Kelembaban, lingkungan lembab dan tingginya kadar air sangat menguntungkan untuk pertumbuhan bakteri, Jika keadaan lingkungan menjadi kering, kegiatan metabolismenya terhenti. Dalam keadaan ini bakteri akan membentuk spora yang dapat bertahan hidup dalam jangka waktu yang lama.
b. Sumber nutrisi, protein
c. Sinar Matahari, sinar ultraviolet yang terkandung dalam sinar matahari dapat mematikan bakteri.
d. Zat kimia, antibiotik, logam berat dan senyawa-senyawa kimia tertentu dapat menghambat bahkan mematikan bakteri.
e. Tekanan Osmosis. Sel bakteri mempunyai tekanan osmosis tertentu, sehingga menghendaki lingkungan yang tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis sel (isotonis).
f. Derajat Keasaman/pH. Setiap jenis bakteri menghendaki pH tertentu untuk dapat tumbuh optimum
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D. 1998. Dasar-dasar Mikrobiologi.Jakarta: Djambatan
Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
N. Wulandari , F. Kusnandar, dan P. Hariyadi Aspek Mikrobiologi Makanan Kaleng. Pdf
Shielderri pungky reidounna. Total Mikroba Berdasarkan Perbedaan Suhu Optimum
“Termofilik”.2012 Tinjauan pustaka. Teknologi Hasil Pertanian Teknologi Pertanian Universitas Andalas ,Padang.
0 komentar:
Posting Komentar